KOTA
BANDUNG

Sistem Informasi Manajemen Terpadu (Simpadu) PMI Kota Bandung - Provinsi Jawa Barat

PMI Kota Bandung Kerahkan 885 Orang Anggota PMR

Kiara Artha Park Bandung, Rabu 10 September 2025. Dalam rangka kesiapsiagaan bencana dan sosialisasi gempa bumi sesar Lembang, STIKES Dharma Husada, mengadakan kegiatan SEMINAR KEBENCANAAN SESAR LEMBANG. Kegiatan ini diikuti oleh 885 orang anggota PMR Kota Bandung yang terdiri dari  478 orang anggota PMR  tingkat Madya (SMP), 407 orang anggota PMR Tingkat Wira (SMA)  dan 273 orang Relawan Kebencanaan Kota Bandung, dengan jumlah keseluruhan peserta sebanyak 1.122 orang.

Dalam kegiatan ini PMI Kota Bandung tidak hanya menurunkan personil Anggota PMR Kota Bandung, melainkan bersama BPBD Kota Bandung bertindak sebagai narasumber.

Dalam sambutannya Ketua STIKES Dharma Husada Dr. Siti Sugih Hartiningsih, S.si., M.Kes  menyampaikan bahwa “kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka kesiapsiagaan bencana gempa bumi sesar Lembang, dimana kesiapsiagaan bencana merupakan salah satu bagian mata kuliah dan mahasiswa STIKES Dharma Husada juga merupakan relawan kebencanaan di bidang kesehatan yang juga masuk dalam penilaian poin keaktifan sebagai salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswanya”. Ketua STIKES Dharma Husada juga menyampaikan “pihaknya siap berkolaborasi dengan berbagai pihak mengamankan, menyelematkan Kota Bandung dimana 1.400 mahasiswa STIKES Dharma Husada siap menjadi relawan termasuk para dosen dan seluruh civitas akademika yang berjumlah kurang lebih 100 orang”, demikian disampaikan Ketua STIKES Dharma Husada dalam sambutannya.

Sementara itu dalam sambutannya Ketua PMI Kota Bandung Ade Koesjanto menyampaikan bahwa “STIKES Dharma Husada telah mengadakan MoU dengan PMI Kota Bandung dalam hal kesiapsiagaan bencana dan termasuk pertolongan pertama, dan kegiatan seminar ini merupakan salah satu pelaksanaan MoU tersebut. Disampaikan juga bahwa PMI Kota Bandung akan selalu siap untuk mendampingi dan memberikan segala sesuatu yang dimiliki untuk kepentingan pengetahuan masyarakat Kota Bandung di bidang kesiapsiagaan bencana. Pada kegiatan ini Ketua PMI Kota Bandung turut didampingi oleh Narasumber yang telah memiliki kualifikasi dibidangnya”. Sementara dalam wawancaranya Ketua PMI Kota Bandung menyampaikan bahwa “PMR merupakan calon-calon pemimpin masa depan oleh sebab itu PMI sangat berkepentingan untuk memberikan pengetahuan di bidang kebencanaan dan pertolongan pertama, mereka harus terus menerus diberikan pengetahuan mengenai kebencanaan seperti bagaimana menghindari kebencanaan dan yang terpenting adalah bagaimana supaya tidak terjadi bencana, langkah-langkah apa yang harus dilakukan juga terhadap pertolongan pertama, karena ketika terjadi bencana apa yang harus dilakukan terhadap korban-korban bencana itu. Disampaikan juga bahwa PMI mempunyai instruktur-instruktur yang menguasai tentang kebencanaan termasuk pertolongan pertama, oleh sebab itu harus diadakan latihan terus menerus supaya tidak lupa. PMI siap kepada PMR yang ada di sekolah-sekolah yang akan menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan instruktur-instruktur yang diperlukan”, demikian disampaikan Ketua PMI Kota Bandung dalam wawancaranya kepada tim kehumasan PMI Kota Bandung.

Di tempat yang sama ketua DPRD Kota Bandung Asep Mulyana dalam sambutannya menyatakan bahwa “kawasan Kota Bandung merupakan daerah yang memiliki potensi bencana alam sehingga harus tetap waspada dan sesar Lembang juga merupakan potensi yang harus kita antisipasi. Oleh karena itu kegiatan edukasi yang sekarang dilaksanakan STIKES Dharma Husada mudah-mudahan menjadi langkah strategis buat kita dan langkah yang sangat mulia karena tentu saja mitigasi bencana bukan hanya tugas dari pemerintah, tapi harus menjadi kewajiban dan kesadaran kita semua untuk mengetahui kemudian berbagi keterampilan untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan pada masa yang akan datang. DPRD Kota Bandung mendukung kegiatan hari ini, yang diinisiasi oleh STIKES dan juga melibatkan teman-teman kampus yang dikenal sebagai kampus relawan kesehatan dan juga melibatkan anggota PMR , PMI dan BPBD Kota Bandung, mudah-mudahan ini menjadi upaya yang dilakukan sejak dini baik di lingkungan sekolah, di lingkungan keluarga masing-masing maupun di komunitas-komunitas di Kota Bandung, bisa dijadikan sebagai bahan sosialisasi untuk mengantisipasi kejadian-kejadian di masa yang akan datang”. Ketua DPRD juga menyampaikan “betapa pentingnya sinergi baik pemerintah kota, akademisi, komunitas, dunia usaha juga perlu dilibatkan dan tidak kalah penting adalah masyarakat berbagai komunitas”. “Ketua DPRD yakin jika bekerjasama di berbagai bidang diantara kita semuanya apapun yang terjadi di masa yang akan datang mudah-mudahan bisa diantisipasi oleh kita semuanya minimal meminimalisir terjadinya jumlah korban yang ditimbulkan dari bencana alam itu. Oleh karena itu melalui kegiatan ini DPRD Kota Bandung berharap kita semuanya semakin memiliki kewaspadaan dan kesadaran yang lebih tinggi, kita juga semakin siap menghadapi berbagai tantangan apapun yang terjadi dan kita semakin peduli bahwa ketika ada kejadian apapun bukan hanya memikirkan diri kita juga perlu memikirkan orang lain, tapi sebelum memikirkan orang lain harus dipastikan bahwa diri kita juga unya kemampuan, kemandirian kita dan hari ini sosialisasi dan edukasi mudah-mudahan menguatkan kita semuanya untuk bersiap siaga untuk menghadapi apapun yang terjadi di masa yang akan datang. Selebihnya setelah kita melakukan antisipasi, melakukan edukasi dan sebagainya tentu kita serahkan kepada Allah SWT. Tugas kita menjalankan proses antisipasi itu. Harapannya kegiatan ini dijadikan pengetahuan oleh kita semua untuk bekal melindungi diri melindungi keluarga dan juga masyarakat luas diantara kita khususnya di Kota Bandung dan di Jawa Barat”. Demikian disampaikan Ketua DPRD dalam sambutannya.

Wakil Wali Kota Bandung Dr. Erwin, S.E.,M.Pd dalam sambutannya menyatakan “Kota Bandung sebagai wilayah perkotaan memiliki risiko bencana yang cukup tinggi, dari mulai banjir, tanah longsor, hingga kebakaran. Menyadari kondisi tersebut melalui Perda No.3 Tahun 2022 Pemkot Kota Bandung telah menegaskan pentingnya pendidikan dan pelatihan dalam upaya meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Sebagai tindak lanjut pelatihan hari ini merupakan bukti nyata komitmen Pemkot Kota Bandung untuk mewujudkan masyarakat yang lebih siap dan tangguh. Kerjasama BPBD dan STIKES Dharma Husada merupakan wujud sinergi antara Pemkot dan dunia pendidikan melalui kolaborasi, kita berharap akan lahir relawan-relawan yang hebat yang tak hanya berkeahlian teknis namun juga kepekaan sosial dan kemanusiaan yang tinggi”.

Dalam keadaan darurat seperti ini STIKES menghadirkan relawan-relawan yang Inshaallah akan berkolaborasi dengan Kota Bandung. Tentunya saya mengucapkan terimakasih kepada STIKES dan sama-sama merubah paradigma, dulu egosentral kami rubah menjadi egosentris, jadi kami saat ini mengedepankan kolaborasi dan gotong royong. Acara sekarang ini adalah menjalankan syariah menjaga jiwa, jadi jiwa kita semua dijaga karena dikhawatirkan akan ada korban jiwa. Oleh karena itu dibentuk kolaborasi antara Kota Bandung dengan STIKES. Dan ini dibuat menjalankan surat Al Maidah ayat 2 : dan tolong menolonglah kalian awal diri dalam kebajikan. Relawan merupakan garda terdepan dalam penanggulangan, sedangkan relawan yang tanggap, tangguh dan terlatih akan sangat membantu pemerintah dalam mengurangi dampak bencana serta melindungi masyarakat. Oleh karena itu melalui kegiatan ini diharapkan relawan dapat memiliki kompetensi, sertifikasi dan juga jaringan kolaborasi yang kuat dan bersinergi untuk wilayah Kota Bandung. Kita sadar bahwa bencana adalah urusan kemanusiaan oleh karena itu kegiatan ini bukan hanya membekali keterampilan namun juga membangun jiwa solidaritas, empati dan rasa gotong royong. Dengan semangat kebersamaan kita yakin Bandung akan semakin kuat, akan semakin tangguh dalam setiap ancaman bencana apapun. Pemkot Bandung akan terus mendukung upaya peningkatan kapasitas relawan melalui pelatihan, pendampingan dan pengembangan kompetensi. Kita ingin relawan kebencanaan di Kota Bandung yang menjadi contoh bagi Relawan lain, bahwa kebersamaan, kesiapan dan profesionalisme adalah kunci utama dalam menyelamatkan jiwa dan mengurangi risiko bencana. Wakil Wali Kota Bandung juga mengapresiasi BPBD Kota Bandung dan STIKES Dharma Husada atas penyelenggaraan kegiatan ini, semoga langkah baik ini membawa manfaat besar bagi kita semua dan khususnya Kota Bandung”.

Diwaktu yang sama Kepala Pelaksana BPBD Kota Bandung Ir. Didi Ruswandi, M.T. dalam wawancara eksklusifnya menyampaikan “tujuan dari kegiatan ini sebagai bagian dari stakeholder dalam kebencanaan, pelatihan relawan dan pendataan jobdesk relawan merupakan upaya  untuk membangun rencana kontinjensi yang membumi, tidak hanya sebagai dokumen tapi setiap stakeholder di kebencanaan tahu apa yang harus dilakukan dan di tempat mana dia harus bekerja mengabdikan kemampuannya. Sehingga ini adalah pemetaan dari relawan, mereka punya kompetensi apa atau punya passion apa kemudian wilayah kerjanya dimana, dengan begitu berkolaborasi berbasis kecamatan, sehingga begitu ada bencana teman-teman relawan sudah tahu tidak harus disuruh-suruh lagi, dengan kemampuan yang akan diabdikan”.

“PMI sebagai salah satu stakeholder di kebencanaan, rencana kerjasama kedepan antara BPBD Kota Bandung dan PMI, sebagai komunitas yang besar sekali dan hadir di setiap kecamatan ke depannya diharapkan kalau ada pembangunan kapasitas aparatur, kita harapkan simulasinya adalah simulasi berbasis kecamatan untuk pengungsian. Jadi pengungsian ada proses evakuasi dari kecamatan , kalau setelah gempa selesai rumahnya masih bisa ditinggali berarti kembali ke rumah, ketika tidak bisa kembali karena rumahnya runtuh maka dia harus ke pengungsian dibawa ke kecamatan, kira-kira simulasi seperti itu, dapur umumnya seperti apa, kemudian penanganan medisnya seperti apa, kemudian sanitasinya seperti apa, pengamanan logistiknya seperti apa itu simulasinya disitu, itu lebih real menghadapi potensi bencana, kira-kira gambarannya seperti itu di kejadian kebencanaan dan PMI diluar kebencanaan harap PMI terlibat aktif dalam penyiapan kapasitas masyarakat, kalau pra-bencana simulasinya untuk kapasitas masyarakat, kalau di kecamatan peningkatan kapasitas aparatur jadi ada dua yang harus dipersiapkan. Masyarakat yang paling banyak, disitu yang paling sering dilakukan. Kami berharap PMI tidak hanya sekedar di medis tapi juga di penyiapan petugas masyarakat untuk keluarga tangguh, RT tangguh, RW tangguh, Kelurahan tangguh sampai kecamatan tangguh bencana dan nanti ujungnya adalah peka dan tangguh bencana.

Untuk anggota PMR sebagai stakeholder yang ada di sekolah jika terjadi kejadian bencana, didalam manajemen gempa dalam simulasinya ditunjuk leader yang mengatur evakuasi, bertugas medis siapa, jadi manajemen bencana itu lengkap. Begitu simulasi yang bagian kesehatan ditunjukkan juga, kemungkinan besar PMR.

Kegiatan ini harus dilaukan secara kontinyu karena orang silih berganti dan peningkatan kompetensi harus terus menerus dilakukan agar tujuannya bisa tercapai, dengan seringnya dilakukan sosialisasi dan banyak kegiatan tentang kesadaran terhadap ancaman bahaya, sehingga Masyarakat akan sadar bahwa disetiap aktipitas kehidupan potensi bahayanya selalu ada sehingga meraka tidak takut tapi merka akan menjadi Tangguh dalam mengahadi semua potensi dan ancaman bahayanya. Bagi warga atau Masyarakat yang membutuhkan layanan PMI bisa datang langsung ke Posko PMI Kota Bandung jalan Aceh No. 79 Bandung atau bisa menghubungi ke 022 4213858 / 0811 2440 79.

Kontributor                         : Monique, Iwa K

Dokumentasi                      : Agung, Bagas

Editor                                    : Humas PMI Kota Bandung

Berikutnya

PMI Kota Bandung Kerahkan 885 Orang Anggota PMR

Kiara Artha Park Bandung, Rabu 10 September 2025. Dalam rangka kesiapsiagaan bencana dan sosialisasi gempa bumi sesar Lembang, STIKES Dharma Husada, mengadakan kegiatan SEMINAR KEBENCANAAN SESAR LEMBANG. Kegiatan ini diikuti oleh 885 orang anggota PMR Kota Bandung yang terdiri dari  478 orang anggota PMR  tingkat Madya (SMP), 407 orang anggota PMR Tingkat Wira (SMA)  dan 273 orang Relawan Kebencanaan Kota Bandung, dengan jumlah keseluruhan peserta sebanyak 1.122 orang.

Dalam kegiatan ini PMI Kota Bandung tidak hanya menurunkan personil Anggota PMR Kota Bandung, melainkan bersama BPBD Kota Bandung bertindak sebagai narasumber.

Dalam sambutannya Ketua STIKES Dharma Husada Dr. Siti Sugih Hartiningsih, S.si., M.Kes  menyampaikan bahwa "kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka kesiapsiagaan bencana gempa bumi sesar Lembang, dimana kesiapsiagaan bencana merupakan salah satu bagian mata kuliah dan mahasiswa STIKES Dharma Husada juga merupakan relawan kebencanaan di bidang kesehatan yang juga masuk dalam penilaian poin keaktifan sebagai salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswanya". Ketua STIKES Dharma Husada juga menyampaikan "pihaknya siap berkolaborasi dengan berbagai pihak mengamankan, menyelematkan Kota Bandung dimana 1.400 mahasiswa STIKES Dharma Husada siap menjadi relawan termasuk para dosen dan seluruh civitas akademika yang berjumlah kurang lebih 100 orang", demikian disampaikan Ketua STIKES Dharma Husada dalam sambutannya.

Sementara itu dalam sambutannya Ketua PMI Kota Bandung Ade Koesjanto menyampaikan bahwa "STIKES Dharma Husada telah mengadakan MoU dengan PMI Kota Bandung dalam hal kesiapsiagaan bencana dan termasuk pertolongan pertama, dan kegiatan seminar ini merupakan salah satu pelaksanaan MoU tersebut. Disampaikan juga bahwa PMI Kota Bandung akan selalu siap untuk mendampingi dan memberikan segala sesuatu yang dimiliki untuk kepentingan pengetahuan masyarakat Kota Bandung di bidang kesiapsiagaan bencana. Pada kegiatan ini Ketua PMI Kota Bandung turut didampingi oleh Narasumber yang telah memiliki kualifikasi dibidangnya". Sementara dalam wawancaranya Ketua PMI Kota Bandung menyampaikan bahwa "PMR merupakan calon-calon pemimpin masa depan oleh sebab itu PMI sangat berkepentingan untuk memberikan pengetahuan di bidang kebencanaan dan pertolongan pertama, mereka harus terus menerus diberikan pengetahuan mengenai kebencanaan seperti bagaimana menghindari kebencanaan dan yang terpenting adalah bagaimana supaya tidak terjadi bencana, langkah-langkah apa yang harus dilakukan juga terhadap pertolongan pertama, karena ketika terjadi bencana apa yang harus dilakukan terhadap korban-korban bencana itu. Disampaikan juga bahwa PMI mempunyai instruktur-instruktur yang menguasai tentang kebencanaan termasuk pertolongan pertama, oleh sebab itu harus diadakan latihan terus menerus supaya tidak lupa. PMI siap kepada PMR yang ada di sekolah-sekolah yang akan menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan instruktur-instruktur yang diperlukan", demikian disampaikan Ketua PMI Kota Bandung dalam wawancaranya kepada tim kehumasan PMI Kota Bandung.

Di tempat yang sama ketua DPRD Kota Bandung Asep Mulyana dalam sambutannya menyatakan bahwa "kawasan Kota Bandung merupakan daerah yang memiliki potensi bencana alam sehingga harus tetap waspada dan sesar Lembang juga merupakan potensi yang harus kita antisipasi. Oleh karena itu kegiatan edukasi yang sekarang dilaksanakan STIKES Dharma Husada mudah-mudahan menjadi langkah strategis buat kita dan langkah yang sangat mulia karena tentu saja mitigasi bencana bukan hanya tugas dari pemerintah, tapi harus menjadi kewajiban dan kesadaran kita semua untuk mengetahui kemudian berbagi keterampilan untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan pada masa yang akan datang. DPRD Kota Bandung mendukung kegiatan hari ini, yang diinisiasi oleh STIKES dan juga melibatkan teman-teman kampus yang dikenal sebagai kampus relawan kesehatan dan juga melibatkan anggota PMR , PMI dan BPBD Kota Bandung, mudah-mudahan ini menjadi upaya yang dilakukan sejak dini baik di lingkungan sekolah, di lingkungan keluarga masing-masing maupun di komunitas-komunitas di Kota Bandung, bisa dijadikan sebagai bahan sosialisasi untuk mengantisipasi kejadian-kejadian di masa yang akan datang". Ketua DPRD juga menyampaikan "betapa pentingnya sinergi baik pemerintah kota, akademisi, komunitas, dunia usaha juga perlu dilibatkan dan tidak kalah penting adalah masyarakat berbagai komunitas". "Ketua DPRD yakin jika bekerjasama di berbagai bidang diantara kita semuanya apapun yang terjadi di masa yang akan datang mudah-mudahan bisa diantisipasi oleh kita semuanya minimal meminimalisir terjadinya jumlah korban yang ditimbulkan dari bencana alam itu. Oleh karena itu melalui kegiatan ini DPRD Kota Bandung berharap kita semuanya semakin memiliki kewaspadaan dan kesadaran yang lebih tinggi, kita juga semakin siap menghadapi berbagai tantangan apapun yang terjadi dan kita semakin peduli bahwa ketika ada kejadian apapun bukan hanya memikirkan diri kita juga perlu memikirkan orang lain, tapi sebelum memikirkan orang lain harus dipastikan bahwa diri kita juga unya kemampuan, kemandirian kita dan hari ini sosialisasi dan edukasi mudah-mudahan menguatkan kita semuanya untuk bersiap siaga untuk menghadapi apapun yang terjadi di masa yang akan datang. Selebihnya setelah kita melakukan antisipasi, melakukan edukasi dan sebagainya tentu kita serahkan kepada Allah SWT. Tugas kita menjalankan proses antisipasi itu. Harapannya kegiatan ini dijadikan pengetahuan oleh kita semua untuk bekal melindungi diri melindungi keluarga dan juga masyarakat luas diantara kita khususnya di Kota Bandung dan di Jawa Barat". Demikian disampaikan Ketua DPRD dalam sambutannya.

Wakil Wali Kota Bandung Dr. Erwin, S.E.,M.Pd dalam sambutannya menyatakan "Kota Bandung sebagai wilayah perkotaan memiliki risiko bencana yang cukup tinggi, dari mulai banjir, tanah longsor, hingga kebakaran. Menyadari kondisi tersebut melalui Perda No.3 Tahun 2022 Pemkot Kota Bandung telah menegaskan pentingnya pendidikan dan pelatihan dalam upaya meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Sebagai tindak lanjut pelatihan hari ini merupakan bukti nyata komitmen Pemkot Kota Bandung untuk mewujudkan masyarakat yang lebih siap dan tangguh. Kerjasama BPBD dan STIKES Dharma Husada merupakan wujud sinergi antara Pemkot dan dunia pendidikan melalui kolaborasi, kita berharap akan lahir relawan-relawan yang hebat yang tak hanya berkeahlian teknis namun juga kepekaan sosial dan kemanusiaan yang tinggi".

Dalam keadaan darurat seperti ini STIKES menghadirkan relawan-relawan yang Inshaallah akan berkolaborasi dengan Kota Bandung. Tentunya saya mengucapkan terimakasih kepada STIKES dan sama-sama merubah paradigma, dulu egosentral kami rubah menjadi egosentris, jadi kami saat ini mengedepankan kolaborasi dan gotong royong. Acara sekarang ini adalah menjalankan syariah menjaga jiwa, jadi jiwa kita semua dijaga karena dikhawatirkan akan ada korban jiwa. Oleh karena itu dibentuk kolaborasi antara Kota Bandung dengan STIKES. Dan ini dibuat menjalankan surat Al Maidah ayat 2 : dan tolong menolonglah kalian awal diri dalam kebajikan. Relawan merupakan garda terdepan dalam penanggulangan, sedangkan relawan yang tanggap, tangguh dan terlatih akan sangat membantu pemerintah dalam mengurangi dampak bencana serta melindungi masyarakat. Oleh karena itu melalui kegiatan ini diharapkan relawan dapat memiliki kompetensi, sertifikasi dan juga jaringan kolaborasi yang kuat dan bersinergi untuk wilayah Kota Bandung. Kita sadar bahwa bencana adalah urusan kemanusiaan oleh karena itu kegiatan ini bukan hanya membekali keterampilan namun juga membangun jiwa solidaritas, empati dan rasa gotong royong. Dengan semangat kebersamaan kita yakin Bandung akan semakin kuat, akan semakin tangguh dalam setiap ancaman bencana apapun. Pemkot Bandung akan terus mendukung upaya peningkatan kapasitas relawan melalui pelatihan, pendampingan dan pengembangan kompetensi. Kita ingin relawan kebencanaan di Kota Bandung yang menjadi contoh bagi Relawan lain, bahwa kebersamaan, kesiapan dan profesionalisme adalah kunci utama dalam menyelamatkan jiwa dan mengurangi risiko bencana. Wakil Wali Kota Bandung juga mengapresiasi BPBD Kota Bandung dan STIKES Dharma Husada atas penyelenggaraan kegiatan ini, semoga langkah baik ini membawa manfaat besar bagi kita semua dan khususnya Kota Bandung".

Diwaktu yang sama Kepala Pelaksana BPBD Kota Bandung Ir. Didi Ruswandi, M.T. dalam wawancara eksklusifnya menyampaikan "tujuan dari kegiatan ini sebagai bagian dari stakeholder dalam kebencanaan, pelatihan relawan dan pendataan jobdesk relawan merupakan upaya  untuk membangun rencana kontinjensi yang membumi, tidak hanya sebagai dokumen tapi setiap stakeholder di kebencanaan tahu apa yang harus dilakukan dan di tempat mana dia harus bekerja mengabdikan kemampuannya. Sehingga ini adalah pemetaan dari relawan, mereka punya kompetensi apa atau punya passion apa kemudian wilayah kerjanya dimana, dengan begitu berkolaborasi berbasis kecamatan, sehingga begitu ada bencana teman-teman relawan sudah tahu tidak harus disuruh-suruh lagi, dengan kemampuan yang akan diabdikan".

"PMI sebagai salah satu stakeholder di kebencanaan, rencana kerjasama kedepan antara BPBD Kota Bandung dan PMI, sebagai komunitas yang besar sekali dan hadir di setiap kecamatan ke depannya diharapkan kalau ada pembangunan kapasitas aparatur, kita harapkan simulasinya adalah simulasi berbasis kecamatan untuk pengungsian. Jadi pengungsian ada proses evakuasi dari kecamatan , kalau setelah gempa selesai rumahnya masih bisa ditinggali berarti kembali ke rumah, ketika tidak bisa kembali karena rumahnya runtuh maka dia harus ke pengungsian dibawa ke kecamatan, kira-kira simulasi seperti itu, dapur umumnya seperti apa, kemudian penanganan medisnya seperti apa, kemudian sanitasinya seperti apa, pengamanan logistiknya seperti apa itu simulasinya disitu, itu lebih real menghadapi potensi bencana, kira-kira gambarannya seperti itu di kejadian kebencanaan dan PMI diluar kebencanaan harap PMI terlibat aktif dalam penyiapan kapasitas masyarakat, kalau pra-bencana simulasinya untuk kapasitas masyarakat, kalau di kecamatan peningkatan kapasitas aparatur jadi ada dua yang harus dipersiapkan. Masyarakat yang paling banyak, disitu yang paling sering dilakukan. Kami berharap PMI tidak hanya sekedar di medis tapi juga di penyiapan petugas masyarakat untuk keluarga tangguh, RT tangguh, RW tangguh, Kelurahan tangguh sampai kecamatan tangguh bencana dan nanti ujungnya adalah peka dan tangguh bencana.

Untuk anggota PMR sebagai stakeholder yang ada di sekolah jika terjadi kejadian bencana, didalam manajemen gempa dalam simulasinya ditunjuk leader yang mengatur evakuasi, bertugas medis siapa, jadi manajemen bencana itu lengkap. Begitu simulasi yang bagian kesehatan ditunjukkan juga, kemungkinan besar PMR.

Kegiatan ini harus dilaukan secara kontinyu karena orang silih berganti dan peningkatan kompetensi harus terus menerus dilakukan agar tujuannya bisa tercapai, dengan seringnya dilakukan sosialisasi dan banyak kegiatan tentang kesadaran terhadap ancaman bahaya, sehingga Masyarakat akan sadar bahwa disetiap aktipitas kehidupan potensi bahayanya selalu ada sehingga meraka tidak takut tapi merka akan menjadi Tangguh dalam mengahadi semua potensi dan ancaman bahayanya. Bagi warga atau Masyarakat yang membutuhkan layanan PMI bisa datang langsung ke Posko PMI Kota Bandung jalan Aceh No. 79 Bandung atau bisa menghubungi ke 022 4213858 / 0811 2440 79.

Kontributor                         : Monique, Iwa K

Dokumentasi                      : Agung, Bagas

Editor                                    : Humas PMI Kota Bandung

Scroll to Top